Selasa, 19 Maret 2013

 Gb

Jakarta - Bisnis waralaba maupun business opportunity (BO)/kemitraan di Indonesia kian menjamur. Misalnya Basfit Rafindo Galesong Group terinspirasi untuk membuat bisnis minuman dengan sistem kemitraan dengan nama Es Batok 212.

Es Batok 212 berdiri pada 12 Desember 2008 dengan menu andalan es mabok. Nama es batok 212 terinspirasi dari legenda Indonesia yaitu 'Wiro Sableng 212'.

CEO Es Batok 212, Fitri mengatakan, melalui bisnis ini, mitra bisa meraih omzet sebesar Rp 500 ribu per harinya. Dengan investasi awal sebesar Rp 15 juta, anda sudah bisa mendapatkan dimensi outlet berukuran 110 cm x 60 cm x 175 cm.

"Konsep ini kami tawarkan take away 11 menu es batok yang unik dengan cita rasa yang berkualitas. Omzet kita minimal 30 cup sehari ya sekitar Rp 500 ribu sehari. Modal Rp 15 juta ini bisa balik modal sekitar 3 bulan. Keuntungan 100 persen untuk mitra," kata Fitri saat ditemui detikFinance, di Pameran Wirausaha, Balai Kartini, Jakarta pekan lalu.

Es batok 212 adalah salah satu minuman yang di dalamnya terkandung buah-buahan segar, seperti nangka, alpukat, kelapa, dan lain-lain dengan ditambah campuran formula sirup spesial yang membuat minuman ini menjadi enak dan nikmat.

"Yang beda, kami mengunakan wadah yang terbuat dari batok kelapa," kata dia.

Pihaknya bekerjasama dengan PT Telkom Flexi Indonesia dalam pengembangan bisnis waralaba ini. "Usaha franchise kami didukung sepenuhnya oleh Flexi. Ini akan memudahkan dalam berkomunikasi sesama mitra untuk pengorderan bahan baku.

"Kita penyediaan hanya bahan baku. Nanti untuk selanjutnya bisa beli formulanya (campuran gula khas) ke kita Rp 250 ribu, itu bisa untuk 500-600 cup," paparnya.

Di kedai Es Batok 212 ini menyediakan 11 menu minuman, yaitu es mabok, es angling darma, es wiro sableng, es brama kumbara, es mak erot, es mak lampir, es sembara, es jaka tarub, es mantili, es pitung, dan es empu gandring dengan harga Rp 12.000 per cup.

Saat ini, sudah ada 72 cabang es batok 212 yang tersebar di seluruh Indonesia.

Info lebih lanjut bisa hubungi :
FB: es batok 212
Twitter: @esbatok212
Email: esbatok212@yahoo.com

Rabu, 27 Februari 2013

Mendulang Fulus dari Rental Mainan Anak




KOMPAS.com - Jenis mainan yang kian beragam dan tingginya kesadaran orang tua memberi mainan edukatif membuka celah usaha penyewaan mainan anak-anak di kota-kota besar. Koleksi yang banyak dan pelayanan memuaskan menjadi kunci sukses bisnis ini.

Setiap orang tua pasti menginginkan semua hal terbaik untuk buah hatinya. Tak terkecuali dalam menyediakan mainan. Makin tingginya kesadaran orang tua untuk menerapkan pola bermain sambil belajar mendorong mereka untuk memberikan jenis mainan edukatif, yang bisa mendukung tumbuh kembang si anak.

Sayang, harga mainan seperti itu sering tak ramah di kantong. “Harga mainan anak yang edukatif, aman, dan nyaman bagi balita relatif mahal,” kata Amelia Purnajati, pemilik situs www.duniabermain.com.
Mainan dengan ukuran kecil, yang biasa dimainkan anak-anak balita, harganya berkisar Rp 150.000 hingga Rp 500.000. Sementara itu, mainan dengan dimensi cukup besar dan dapat digunakan oleh anak hingga usia enam tahun, harganya berkisar Rp 2,5 juta hingga Rp 4,5 juta.

Di luar harga yang mahal, sifat anak yang mudah bosan, acap menjadi bahan pertimbangan orang tua dalam membeli sebuah mainan. Rentang kebosanan anak terhadap mainan memang beragam, tapi biasanya antara satu hingga tiga bulan, anak sudah mulai bosan dengan mainannya.

Alhasil, mainan yang mahal harganya itu terasa mubazir jika umur pemakaiannya sebentar dan harus disimpan begitu saja. Belum lagi, jika memikirkan tempat penyimpanan, ketika mainan itu tak lagi digunakan. Bingung bukan?

Dari sinilah, Amelia dan Jessica Natasha Halim, pemilik Funbox Toy Rental (FTR), melihat adanya celah pasar bagi usaha penyewaan mainan anak-anak.   Apalagi, Jessica bilang, pasar bisnis penyewaan mainan anak dan balita ternyata cukup luas.

Pelanggannya datang dari berbagai kalangan, mulai dari para orang tua, perusahaan, hingga event organizer. Ya, bukan cuma orang tua yang ogah merogoh kocek lebih dalam untuk membeli mainan anak, para orang tua yang ingin menyelenggarakan pesta ulang tahun anaknya juga sering menyewa berbagai mainan dari jasa penyewaan ini.

Selain para orang tua, tempat penitipan anak juga sering menyewa mainan dari tempat penyewaan ini. Bahkan, konsumen korporasi yang memiliki target pasar anak-anak juga menjadi pelanggan setia. 

Tak heran, meski baru setahun berdiri, nama Funbox Toy Rental ini sudah sangat dikenal. Dalam sebulan, Jessica bisa menyewakan hingga 150 unit mainan. Ia menawarkan jasa penyewaan mainan ini hanya di seputar Jakarta.

Mengambil cakupan pasar di wilayah Cibubur, Amelia bisa melayani 40 hingga 60 konsumen setiap bulan. Setiap kali peminjaman, biasanya, konsumen tak hanya meminjam satu mainan.

Mainan yang disewakan, umumnya, merupakan mainan edukatif yang sebagian besar merupakan produksi perusahaan mainan asal luar negeri. Biasanya, mereka sudah membagi berbagai mainan anak itu dalam kategori usia anak. Orang tua pun tak perlu repot memilih mainan yang ingin disewa untuk anak-anak mereka.

Tarif sewa mainan ini pun cukup beragam, mulai dari Rp 50.000 hingga Rp 700.000 per bulan, tergantung dari jenis mainan yang disewakan. Selain sewa dalam hitungan bulan, konsumen juga dapat menyewa mainan dalam tempo dua minggu ataupun harian.

Biasanya, penyewa memang tak langsung menyewa dalam masa waktu yang lama. “Awalnya, mereka akan menyewa selama dua minggu untuk mengetahui anaknya suka atau tidak dengan mainan tersebut,” jelas Amelia. Nah, jika si anak memang menyukainya, barulah orang tua akan menambah masa sewa hingga beberapa bulan.

Adapun paket harian lebih menyasar pengusaha event organizer atau korporasi yang menyelenggarakan acara dengan melibatkan anak-anak. “Pesta ulang tahun, misalnya,” jelas Amelia. Tentu saja, dalam acara ini, mereka akan meminjam banyak mainan sekaligus.

Seperti bisnis rental lainnya, dalam usaha rental mainan anak ini, para pemainnya juga menerapkan sistem deposit. Nilai deposit ini besarnya Rp 100.000 untuk sekali peminjaman. Uang deposit akan dikembalikan jika  mainan sudah dikembalikan. Selain deposit, untuk menjamin keamanan mainan yang dipinjamkan, penyewa diminta menunjukkan identitas asli dan menyerahkan fotokopinya.

Dalam sebulan Jessica bisa menangguk omzet berkisar Rp 30 juta hingga Rp 50 juta. Jumlah itu baru dari pembayaran sewa mainan ini, belum termasuk ongkos kirim. Ia bilang, rata-rata tarif mainan yang disewa berkisar Rp 150.000 hingga Rp 200.000.

Dari omzet tersebut, para pemain bisa mendapatkan profit berkisar 30 persen hingga 50 persen. Keuntungan usaha ini lumayan besar, karena biaya operasional usaha ini cukup murah. Selain gaji karyawan, pemilik usaha ini harus menganggarkan biaya untuk membeli cairan pembersih dan antiseptic. Namun, jika mainan dikembalikan dengan kondisi kotor, FTR pun akan mengutip biaya pembersihan mainan sebesar Rp 20.000.

Biasanya, mereka juga menyewa tempat untuk menyimpan mainan. Namun, bisa juga memakai rumah sendiri sebagai tempat penyimpanan. Jangan lupa, Anda juga harus menganggarkan biaya investasi untuk membeli mainan-mainan baru atau untuk memperbanyak koleksi mainan yang akan dipinjamkan.

Amelia pun menuturkan, salah satu kelebihan dari usaha ini adalah tak perlu memiliki showroom untuk memajang koleksi mainan. “Cukup dengan situs yang mencantumkan katalog jenis mainan dan fasilitas lainnya, Anda sudah bisa menjajakan mainan sewaan,” katanya.  Ini tentunya akan menghemat modal yang Anda keluarkan pada awal usaha.


Koleksi beragam

Modal bisnis ini terbilang kecil. Saat memulai usahanya, Amelia merogoh kantong hingga Rp 50 juta. Adapun Jessica membutuhkan modal Rp 100 juta. Tapi, asyiknya, hanya dalam rentang waktu empat hingga lima bulan, modal telah kembali.

Nah, apakah Anda tertarik untuk menggeluti usaha ini? Jessica pun memberi masukan, bisnis ini bisa dilakoni di kota-kota besar, seperti Jakarta, Surabaya, Bandung, Medan dan Yogyakarta. Alasannya, kesadaran orang tua untuk memberi anak mainan sesuai dengan perkembangan usia mulai tinggi di kota-kota besar.

Untuk memulai usaha ini, pertama yang harus dilakukan adalah belanja mainan. Pastikan, Anda mengetahui produsen yang sudah memiliki nama, baik untuk keamanan struktur mainan dan bahan bakunya.

Demi menghemat biaya, Anda pun bisa menitipkan belanja pada kerabat yang berada di luar negeri. Selain itu, Anda juga bisa berburu melalui distributor resmi mainan anak tersebut di Indonesia.

Dalam bisnis ini, koleksi yang cukup beragam menjadi kunci sukses menggaet pelanggan. Amelia mengaku, saat ini, sudah memiliki 500 koleksi mainan. Khusus mainan favorit, sebaiknya sediakan lebih dari satu unit. Contoh mainan favorit anak umur 6—12 bulan adalah jumperoo dan exersaucer. Adapun  untuk anak umur 12-6 tahun adalah  slide swing, playhouse, mobil-mobilan, dan roller coaster.

Setelah stok barang beres, kini giliran untuk membuat situs sebagai etalase usaha Anda. Situs yang menarik dan pelayanan memuaskan menjadi komponen utama bisnis ini.

Pelayanan yang memuaskan bisa dilihat dari keragaman mainan serta terjaminnya kebersihan, keamanan, dan kenyamanannya. Usahakan agar mainan rutin dibersihkan, yakni sebulan sekali, saat akan dipinjamkan dan saat dikembalikan.

Jangan lupa pula, memeriksa kondisi dan keamanan mainan.  Rentang umur mainan beragam, biasanya 1—2 tahun. “Jika sudah dua tahun, kita harus siap untuk menggantinya  agar tak membahayakan,” jelas Amelia.

Selain itu kenyamanan juga perlu diperhatikan. Biasanya, ada  penjelasan di setiap mainan, terkait target usia anak yang memakainya, berat dan tinggi si anak. Pastikan Anda menerangkan hal-hal penting tersebut sebelum bertransaksi dengan konsumen. Kalau perlu, ajak konsumen ikut memeriksa setiap detail mainan yang ingin dipinjam demi keuntungan bersama juga.

Hal tersebut juga mengurangi risiko terjadinya kecelakaan saat anak menggunakannya. “Di FTR, kami pasti menerangkan lebih dulu cara penggunaan, termasuk do’s & don’ts dari setiap item,” kata Jessica. Selain menjaga keamanan, lanjutnya, itu bisa menjadi antisipasi FTR jika ternyata ada kerusakan pada mainan saat masih di tangan pemakai.

Setelah persiapan internal mantap, saatnya Anda menentukan media promosi. Karena pangsa pasarnya adalah orang tua, iklan di media online bisa menjadi pilihan. Jika ada bujet lebih, Anda bisa memasang iklan di majalah khusus orang tua dan keluarga.

Ide promosi kreatif bisa dilihat dari FTR. Saat ini, mereka  menggelar indoor playground bekerja sama dengan Apartemen Pantai Mutiara, Jakarta. Penghuni apartemen dan  konsumen FTR bisa bermain gratis di arena tersebut.

Selain itu, Jessica juga mempromosikan usahanya melalui kerja sama liputan di salah satu program televisi swasta pada segmen bisnis. Selain itu, Jessica juga masih membagi brosur dan bekerja sama dengan distributor, berupa link yang langsung terhubung dengan website FTR. Tapi, yang paling efektif adalah promosi yang dilakukan oleh konsumen sendiri, yakni promosi dari mulut ke mulut. “Jadi, customer sendiri menjadi media promosi dari FTR karena mereka merasa puas dengan layanan FTR dan mempromosikan ke teman dan saudaranya,” terang Jessica. (Melati Amaya Dori/Kontan)